Purworejo – Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Ketawangrejo memantau perkembangan tanaman cabai merah keriting program bantuan dari lokadesa pada 16 Maret 2025. Tanaman cabai yang ditanam pada pertengahan Januari lalu ini sudah berusia 60 hari paska pindah tanam dan sudah mulai memperlihatkan buahnya.
Dari pemantauan Relawan Inspirasi selama ini kondisi tanaman cabai cukup sehat meskipun ada sebagian yang terkena layu bakteri dan terserang hama thrips yang menyebabkan daunnya keriting dan bunga rontok . Hal ini disebabkan karena curah hujan yang terlalu tinggi. Tingginya curah hujan menyebabkan tanah menjadi terlalu basah dan lembab sehingga memicu munculnya jamur serta hama pengganggu yang lain.
Menanam cabai dimusim penghujan memang tidak terlalu butuh pengairan tetapi butuh perawatan ekstra seperti rutin penyemprotan dengan pestisida karena serangan berbagai macam hama.
Proses penanaman cabai merah keriting di lahan sawah ini tergolong sederhana namun dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan ketelitian. Tahap pertama dengan pembuatan bedengan dan pengeringan tanah. Ditahap inilah yang agak bermasalah bila curah hujan tinggi. Setelah tanah kering lalu ditaburi pupuk kandang, pupuk NPK, garam, dan kapur dolomit. Setelah itu disemprot dengan zat pembenah tanah dalam hal ini kami menggunakan Nutrisi Hayati Nusantara (NHN).
Setelah pemberian nutrisi tanah selesai bedengan ditutup dengan mulsa dan dibiarkan beberapa hari baru bisa ditanami. Kami menggunakan benih yang tahan virus agar tanaman cabai lebih sehat dan tahan penyakit selain juga dengan pengaplikasian NHN
Tanaman cabai program Lokadesa di Desa Ketawangrejo sekarang sudah berumur 2 bulan ini sudah mulai berbuah walaupun buah perdananya rontok karena serangan hama thrips. Serangan thrips ini bisa dikendalikan dengan pertisida berbahan aktif abamektin.
Diperkirakan di pertengahan April 2025 nanti tanaman cabai ini sudah mulai petik semoga harganya masih tetap bagus sehingga mendapatkan hasil panen yang memuaskan dan peserta program bisa keluar dari garis kemiskinan.